“ TINGKATAN TAUBAT YANG PALING TINGGI ADALAH BERSERAH DIRI KEHADIRAT ALLAH SWT.”

      Assalamualaikum w.w. Bismillahirrahmanirrahim. Allahumma shalli wassalim sayidina Muhammad. Sidang pembaca, apa khabar? selamat berjumpa kembali dengan al-fakir (lewat tulisan) dan sesuai judul artikel (religius) tersebut diatas semoga mendapat tempat disetiap hati pembaca, bermanfaat, menjadi sebagai tambahan ilmu dan yang paling utama sebagai sarana syiar dakwah nilai-nilai Islam kian dapat tersebarluaskan.
     Saudaraku, sidang pembaca yang budiman. Masih ingat sebuah riwayat yang mengkisahkan bagaimana seorang pembunuh yang sudah membunuh 99 orang kemudian penjahat ini ingin bertaubat dan berusaha mencari orang sholeh (orang yang berilmu agama) untuk menanyakan apakah ia yang sudah penuh berlumur dosa ini masih diterima taubatnya? Apakah Allah SWT masih berkenan mengampuni dosa-dosanya? Ketika bertemu orang sholeh dan menanyakan apakah ia masih bertobat dan Allah mengampuni dosa-dosanya. Yang dijawab oleh orang sholeh itu bahwa tidak bisa diampuni karena sudah terlalu banyak membunuh. Mendengar jawaban ini penjahat tersebut langsung membunuh orang sholeh itu dengan demikian menjadi genaplah 100 orang yang sudah dibunuhnya.
      Karena begitu kuatnya keinginan untuk bertobat penjahat ini tidak jera dia terus mencari orang sholeh yang lain untuk bertanya apakah masih ada ampunan bagi dirinya, ketika kembali berjumpa dengan orang sholeh ia langsung bertanya dan ulama yang ditanya kali ini menjawab Allah SWT itu maha pengampun, Dia akan mengampuni hambaNya betapapun besar dosa seorang hamba, asal ia bertobat dan tetap dalam taubatnya.
     Tetapi ulama besar ini menyarankan agar yang bertanya ini hijrah kekampung nun jauh disebelah sana dan pergilah penjahat yang hatinya kuat untuk bertaubat ini kekampung sebelah dan alkisah ia meninggal dunia didalam perjalanan menuju kesana…
    Sidang pembaca, berbicara setentang pintu ampunan dan rahmat Allah SWT sengaja saya menulis artikel religius ini sesuai judul tersebut diatas. Yuk kita sama menyimak pembahasan materi ini.
* Didalam kitab suci Al-Qur`an surat Az-Zumar ayat lima puluh sembilan, Allah SWT berfirman:
(Yang artinya):” Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS:Az-Zumar:59)
     Sidang pembaca surat Az-Zumar ayat 59 ini dijelaskan dalam sebuah Hadist yang datangnya dari Aisyah dan diriwayatkan oleh Imam Nasa`i adalah surat yang dibaca Rasulullah SAW pada setiap malam.
* Diriwayatkan beliau (Nabi SAW) bersabda:” Dunia berikut seluruh isinya tidak lebih kucintai daripada ayat ini:” Katakanlah hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah”  (HR.An-Nasa`i)

   Jadi saudaraku melalui ayat diatas yaitu:” Katakanlah hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” Allah SWT membuka lebar pintu ampunan serta rahmatNya. Dia berharap agar tak seorang pun dari hambaNya berputus asa dari rahmatNya. Masya Allah! Allahu Akbar! sesungguhnyalah Allah SWT memang maha pengampun.
    Sejalan dengan ayat tersebut perhatikan sebuah Hadist dalam musnad Imam Ahmad bahwa diceritakan, seorang laki-laki tua sambil bertopang pada tongkatnya menghadap Rasulullah SAW, tanyanya: Rasulullah, aku telah banyak melakukan dosa dan nista, masihkah terbuka ampunan untukku?” Apaka kamu bersaksi tiada Tuhan selain Allah?” tanya Rasul” “ Ya. Aku juga bersaksi bahwa engkau utusan Allah.” jawab laki-laki itu.” Semua dosa dan kesalahanmu sudah diampuni.” sabda Rasulullah. (HR.Ahmad).

* Kemudian perhatikan firman Allah SWT dalam surat Yusuf:
Yang artinya:” Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.  (QS:Yusuf:87)

* Dan firmanNya:
Yang artinya:” Ibrahim berkata:” Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang-orang yang sesat.” (QS:Al-Hijr:56)

    Dalam Islam, ada banyak cara menuju ampunan dan rahmat, Haji mabrur misalnya akan mengeluarkan manusia dari kubangan lumpur dosa, hingga bersih sama sekali. Sama seperti saat dilahirkan dari perut ibunya. Begitupun orang yang berpuasa dibulan Ramadhan dengan sungguh-sungguh, akan diampuni seluruh dosa yang pernah ia kerjakan.
    Ayat Az-Zumar tersebut diatas dimulai dengan penjelasan seputar rahmat Allah yang luas serta ampunanNya yang tak terbatas. Kemudia dilanjutkan dengan panduan dalam memperolehnya.
* Allah SWT berfirman:” Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepadaNya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi.” (QS:Az-Zumar:54) jadi, cara mendapatkan ampunan berikut rahmat Tuhan adalah taubat yang benar dan ikhlas, yaitu dengan cara menyerahkan diri kepadaNya. Inilah tingkatan taubat paling tinggi, berserah diri kehadirat Allah SWT. Setelah seseorang lepas dari dosa dan nista, ayat berikutnya menuntun langkah selanjutnya yang harus ditempuh:
*” Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya.” (QS:Az-Zumar:55)

     Sebaik-baik apa yang telah Allah turunkan kepada kita adalah Al-Qur`an. Kitab suci tersebut memberikan petunjuk kejalan yang lurus, mencakup seluruh isi kitab suci yang diturunkan sebelumnya, serta menjelaskan semua masalah yang diperselisihkan Ahli Kitab.
    Kemudian perhatikan ketiga ayat dibawah ini yang menggambarkan keadaan orang yang tidak bertaubat atau mereka bertaubat namun tidak mengikuti tuntunan yang telah Allah berikan:
* FirmanNya:
Artinya:” Supaya jangan ada orang yang mengatakan; Amat besar penyesalanku atas kelalaikanku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan.” (QS:Az-Zumar:56)

* Juga firmanNya:
Artinya:” Atau supaya jangan ada yang berkata: Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang bertaqwa. (QS: Az-Zumar:57)

* Dan FirmanNya:
Artinya:” Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab; kalau sekiranya aku dapat kembali (kedunia) niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik.” (QS:Az-Zumar:58)

Seakan hendak menjawab keluhan orang-orang diatas, Allah SWT berfirman:
* Artinya:” (Bukan demikian) sebenarnya telah datang keterangan-keteranganKu kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah kamu termasuk orang orang yang kafir.” (QS:Az-Zumar:59)

Allah SWT kemudian menerangkan keadaan mereka pada hari kiamat melalui FirmanNya:
* Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka jahanam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri?” (QS:Az-Zumar:60)

    Saudaraku, sidang pembaca yang terhormat. Tidak diragukan lagi Neraka adalah tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri. Tempat yang menyediakan lahan berbeda bagi seseorang sesuai dengan tingkat kesombongan atau banyaknya perbuatan maksiat yang dikerjakan. Allah SWT mengakhiri rangkaian keterangan tentang tuntunan mendapatkan ampunanNya serta keadaan orang-orang yang mengacuhkannya dengan menjelaskan indahnya perjalanan orang-orang yang bertobat dan mengikuti petunjuk yang terbaik yang Dia turunkan. Allah SWT berfirman:
Artinya:” Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa karena kemenangan mereka, mereka tiada disentuh oleh azab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita.”      (QS:Az-Zumar:61)
      Demikian sidang pembaca, terakhir dari akhir tulisan (religius) ini penulis mengulangi bahwa cara mendapatkan ampunan berikut rahmat Tuhan adalah taubat yang benar dan ikhlas yaitu dengan cara menyerahkan diri kepadaNya. Inilah tingkatan taubat yang paling tinggi, berserah diri kehadirat Allah SWT…

      Terima kasih atas segala perhatian mohon maaf apabila terdapat kesalahan jumpa lagi kita insya Allah dikesempatan lain dengan tulisan saya yang lain. Waafwa minkum wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

* Bahan-bahan (materi) diambil dan dikutip dari buku:” Terapi Dengan Zikir. Mengusir Kegelisahan& Merengkuh Ketenangan Jiwa.” Oleh: Dr. Abdul Halim Mahmud.*
* Artikel religius ini dapat anda temukan pada website:www:hajisunaryo.com*

  

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.