AL-HASYR IALAH BERKUMPULNYA SELURUH MAKHLUK SEPERTI MANUSIA, JIN, BINATANG DAN SYAITHAN DI PADANG MAHSYAR

Alhamdulillah, sidang pembaca jumpa lagi kita. Kali ini dakwah saya (lewat tulisan) seperti judul tersebut diatas dan seperti yang sudah-sudah penulis pernah katakan bahwa penulisan artikel religius ini adalah dengan niat menyebar luaskan nilai-nilai Islam sampai keseluruh pelosok tempat di permukaan bumi ini. Tentu saja niat ini akan dapat terlaksana, artinya akan dapat tersebar luaskan dengan bantuan dari sidang pembaca. Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa bersabda Rasulullah SAW : “Barang siapa yang mengajak (seseorang) kepada petunjuk (kebaikan) maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun” (HR. Muslim)

            Sidang pembaca, setelah para manusia di ba’ats artinya dibangkitkan kembali darikuburnya masing-masing, kemudian seluruhnya itu digiring untuk dikumpulkan disuatu Padang luas sekali yang disebut mahsyar (tempat berkumpul). Diceritakan bahwa semua makhluk, baik yang berwujud manusia, baik jin, ataupun binatang, semuanya dalam keadaan yang hina sekali dan telanjang tubuhnya. Disaat itulah tidak ada raja atau ratu, kaya atau miskin, semua sama menderita kesengsaraan dan mengalami kesukaran yang Belum pernah ada bandingannya sebelum saat itu, yakni ketika masih ada didunia. Binatang-binatang buas sudah tidak menjadi buas lagi, semuanya jinak dan menundukkan kepala kebawah. Demikian pula bangsa syaithan yang tadinya durhaka dan merasa gagah perkasa serta selalu menentang dan congkak, pada hari itu menjadi hina dan dicemoohkan.
            Apabila seluruh makhluk telah berkumpul, manusia, jin, binatang dan syaithan kemudian kesengsaraan pada hari itu makin bertambah lagi, karena langit lalu pecah dan gunung-gunung berterbangan diangkasa, bagaikan kapuk yang ditiup angin dahsyat.
  • Perhatikan Firman Allah SWT :
 
“Maka dikala langit sudah pecah pada hari Kiamat, maka warna langit itupun menjadi merah bagaikan minyak bekas gorengan.” (QS. Arrahman : 37)
  • Dan Firmannya:
 
“Pada hari itu (yakni hari Kiamat) langit menjadi hancur lebur bagaikan cairan perak dan gunung-gunung (beterbangan) bagaikan kapuk. Disitu tidak ada orang yang menanyakan kepada keluarganya, padahal mereka diperlihatkan pula kepada keluarganya itu. Orang yang berdosa merasa lebih senang, andaikata siksa pada hari itu dapat ditebus dengan mengorbankan anaknya, dengan istrinya atau saudaranya, ataupun dengan semua keluarga yang menjadi tanggungannya, bahkan sekalipun dengan orang-orang seluruh isi bumi, asalkan dapat menyelamatkan diri orang yang berdosa tadi (dari siksa Tuhan).” (QS. Al-Ma’arij : 8-14)
            Setelah itu, para malaikat lalu turun berbaris sambil memahasucikan Allah SWT. Seluruh makhluk menjadi ketakutan dan gemetar, karena melihat betapa besar tubuh para malaikat itu dan juga karena amat sangat keras suara mereka. Sedemikian itu cocok sekali dengan Firman Allah SWT :
  • Firman-Nya :

 

“Jangan demikian, dikala bumi telah dihancurkan sampai hancur lebur dan telah datang perintah Allah dan malaikat pun sama berbaris (bershaf-shaf)” (QS. Al-Fajr : 21-22)
            Demikianlah diantara sekian banyak kesukaran – kesukaran yang pasti akan dialami oleh seluruh makhluk dan mudah-mudahan kita sekalian akan dikaruniai keselamatan pada hari itu. Amin Ya Rabbal’alamin.
            Sidang pembaca, pada hari kiamat ketika seluruh manusia digiring, supaya berkumpul di padang mahsyar, keadaan manusia-manusia itu berbeda-beda dan hal yang sedemikian ini adalah dengan menilik amal perbuatannya sendiri-sendiri. Banyak sekali hadist-hadist yang menerangkan bab ini dan dibawah ini akan penulis uraikan sekedarnya.
  • Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :

“Para manusia itu akan dikumpulkan di mahsyar nanti pada hari kiamat dalam tiga macam keadaan. Keadaan pertama ialah mereka yang berjalan, keadaan kedua ialah mereka yang berkendaraan dan keadaan ketiga ialah mereka yang berjalan menggunakan mukanya. Beliau SAW ditanya : “Ya Rasulullah, bagaimanakah para manusia tiu berjalan dengan menggunakan mukanya?” Rasulullah SAW menjawab : “Sesungguhnya Allah yang Maha Kuasa menjalankan mereka itu dengan menggunakan kakinya, pasti juga Maha Kuasa menjalankan mereka itu dengan menggunakan mukanya. Mereka itupun juga berhati-hati menjaga muka-mukanya itu dari tanah yang meninggi dan pula dari duri.” (HR. Tirmidzi)

  • Rasulullah SAW bersabda pula :
 “Orang-orang yang congkak dan durhaka itu akan dikumpulkan di mahsyar nanti pada hari kiamat dalam keadaan bagaikan semut kecil dan di injak-injak oleh orang-orang banyak karena mereka itu menganggap remeh kepada Allah SWT” (Hadist ini dikutip dari buku Inilah Hari Pembalasan (KIAMAT) Oleh: Moh. Abdai Rathomy, hal 86)
  • Beliau SAW bersabda pula :
 “Para manusia itu ada pula yang dikumpulkan di mahsyar nanti pada hari kiamat dalam keadaan yang Sangat lapar yang pernah dialaminya, juga paling haus sekali yang pernah dirasakannya juga telanjang bulat yang pernah dialaminya, pula paling sengsara yang pernah dirasakannya, Oleh sebab itu, barangsiapa yang memberikan makanan karena Allah, orang itu akan dikaruniai makanan oleh Allah, barangsiapa yang memberikan minuman karena Allah, orang itu akan dikaruniai minuman oleh Allah, barangsiapa yang memberikan pakaian karena Allah, orang itu akan dikaruniai pakaian oleh Allah dan barangsiapa beramal karena Allah, Allah akan membuat ia berkecukupan akan semua yang dibutuhkan olehnya.” (Hadist ini dikutip dari buku : Inilah Hari Pembalasan (KIAMAT) Oleh: Moh. Abdai Rathomy, hal 86-87)
            Kemudian hadist yang cukup panjang, diterangkan bahwa suatu hari Sayyidina Mu’adz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah SAW, apa maksud firman Allah berikut ini :
 
”Pada hari sangkakala dibunyikan (ditiup), engkau semua akan datang segolongan demi segolongan” (QS. An-Naba’ : 18)
Ketika Rasulullah SAW diminta menerangkan maksud ayat diatas itu, tiba-tiba Nabi SAW menangis, kemudian bersabda :
  • Sabda Rasulullah SAW :

Artinya :

”Hai Mu’ads, sungguh engkau telah menanyakan suatu perkara yang agung (penting). Ada sepuluh macam dari umatku itu akan dikumpulkan di padang mahsyar. Masing-masing itu dalam keadaan yang berlain-lainan dan semua itu telah dibedakan secara tersendiri oleh Allah dari golongan kaum muslimin. Rupa (wajah) sepuluh golongan itu seluruhnya telah ditukar oleh Allah SWT (yakni tidak lagi berwujud sebagai manusia sempurna)

Sebagian dari mereka ada yang berupa menjadi kera, sebagian ada yang berupa menjadi babi, sebagian pula ada yang terjungkir, kakinya diatas serta diseret diatas kepalanya yang ada dibawah, sebagian lagi ada yang dikumpulkan yaitu dalam keadaan buta dan dituntun, sebagian ada pula yang tuli serta bisu dan tidak berakal, sebagian lagi dari mereka yang dikumpulkan itu dalam keadaan mengunyah lidahnya sendiri, sedang lidahnya itu menjulur kebawah sampai di dadanya dan dari mulutnya itu keluarlah nanah yang menjijikkan orang banyak, sebagian ada pula yang dalam keadaan terpotong kedua tangan dan kedua kakinya, sebagian ada pula yang dikumpulkan dalam keadaan tersalib dipokok pohon kurma, tetapi kurma dari neraka, sebagian lagi ada pula yang dikumpulkan dalam keadaan yang lebih berbau busuk daripada bau bangkai, dan sebagian ada yang dikumpulkan dengan mengenakan pakaian dari tir yang panas. Adapun orang-orang yang rupa (wajahnya) menjadi kera ialah manusia yang suka mengadu domba, orang yang rupanya menjadi babi ialah manusia yang suka makan barang yang salah (yakni cara mencarinya tidak halal) atau memang makan makanan yang haram, orang yang dijungkir balikkan mukanya dan kepalanya itu, ialah manusia yang makan harta riba, orang yang buta, ialah manusia yang curang dalam menterapkan hukum, orang yang tuli dan bisu, adalah manusia yang suka berpamer dan merasa bangga pada amalannya sendiri, orang yang mengunyah lidahnya sendiri dan lidahnya itu memanjang (menjulur) sampai di dadanya, ialah manusia yang menjadi tukang cerita (ahli pidato) yang ucapannya itu berlainan sekali dengan kelakuannya sendiri, orang yang terpotong kedua tangan dan kakinya, ialah manusia yang suka mengganggu tetangganya, orang yang disalib dipokok pohon dari api, ialah manusia yang berusaha mengajak-ngajak orang banyak untuk membela sultan atau penguasa negara yang tidak jujur pimpinannya, orang yang keadaannya lebih busuk dari bau bangkai, ialah orang yang gemar melampiaskan kesyahwatan dan segala macam kelezatan serta menolak hak Allah SAW yang diwajibkan dari hartanya itu (zakat, infak dll), dan orang yang mengenakan pakaian dari tir panas itu adalah manusia yang suka takabur, sombong dan congkak.” (Hadist ini dikutip dari buku : Inilah Hari Pembalasan (KIAMAT) Oleh: Moh. Abdai Rathomy, hal 87.88 dan 89)
 
Sidang pembaca, selain hadist panjang tersebut diatas, ada pula keterangan yang penting sekali yang diambil dari kitab : Kasyfu ’ulumil Akhiroh (Pembuka ilmu-ilmu Akhirat), yang disusun oleh : Imam Al-Ghozali.
·         Diantaranya uraian berikut ini : Bahwa di Padang Mahsyar nanti pada hari Kiamat, orang yang gemar berzina serta liwath (yakni bersetubuh sesama jenis) istilah Sekarang Homo Sex atau Lesbian. Kemaluan mereka itu akan menjadi besar dan mengalirkan darah nanah, sehingga tetangga-tetangganya (orang-orang lain) sama jijik melihatnya, orang yang pekerjaannya sebagai pemetik gitar, akan mengalungkan gitar itu dilehernya, orang yang peniup seruling akan membawa serulingnya kesana kemari, orang peminum arak (minuman keras), akan mengalungkan botol atau tempat arak itu dilehernya sambil membawa gelas dan baunya lebih busuk dari pada bangkai, sama halnya ketika baru bangkit dari kuburnya.
Setiap manusia mempunyai rupa (wajah) dan keadaan sebagimana sewaktu meninggalnya. Ada yang telanjang bulat, ada yang ditutupi, ada yang hitam atau putih, ada yang bercahaya suram, tetapi ada yang cahayanya bagaikan matahari berseri-seri. Semuanya itu menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya dan seluruhnya sama menekurkan (menundukkan) kepalanya kebawah. Sementara itu, anggapan orang banyak itupun berbeda-beda tentang lamanya waktu disaat itu, ada yang mengatakan amat pendek, tetapi ada yang mengatakan amat lama, sampai – sampai ada pula yang mengira saat itu terasa seribu tahun atau lebih. Keadaan penuh kesengsaraan dipadang mahsyar itu terus berlangsung sampai tiba waktunya untuk dihisab atau diperhitungkan amalan tiap-tiap makhluk yang pernah dilakukan semenjak berada di dunia ini.
Kiranya sudah jelas dan gamblang sekali bahwa seluruh makhluk yang ada di Padang mahsyar itu seluruhnya dalam keadaan kepanasan yang amat Sangat, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Ibnu “Umar r.a., bahwa Rasulullah SAW bersabda :
  •  
“Sesungguhnya matahari itu mendekat pada hari Kiamat, sehingga keringat seseorang itu dapat sampai disetengah telinganya.” (HR. Abu Daud dan Hakim)
Dikala panas yang maha Sangat itu sebagaimana dilukiskan diatas tadi, terdapat pula beberapa naungan, tetapi tidak sembarang orang yang dapat berteduh dibawahnya. Selain itu bagaimana wujudnya naungan tadi, juga termasuk hal-hal yang gaib, yang tidak seorangpun dapat meraba-rabanya. Yang Maha Mengetahui hanyalah Allah SWT sendiiri. Jadi tidaklah terang apa bendanya apakah berupa bendera, pohon, mega ataukah lain – lain lagi. Yang ada penjelasannya hanyalah bahwa dibawah naungan itu ada beberapa orang yang berhak menempatinya dan mereka itu telah ditentukan bagaimana sifat dan keadaannya ketika di dunia ini. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, bahwa macamnya orang-orang yang bernaung disitu ada 7 (tujuh) golongan.
  • Rasulullah SAW bersabda :
 “Ada orang-orang tujuh macam yang akan dikaruniai naungan oleh Allah SWT didalam naungan-Nya, yaitu pada hari tiada naungan lagi melainkan naungan yang dimiliki oleh Allah itu, yakni pada hari kiamat. Orang-orang tujuh macam itu adalah :
1.            Pemimpin yang adil (sebagai pemimpin negara, daerah, desa, rumah tangga dan lain-lain)
2.            Pemuda yang tumbuh (yakni sejak kecil sampai matinya) langsung terus beribadatnya kepada Allah
3.            Orang yang hatinya tergantung pada Masjid, apabila ia keluar dari masjid itu sampai ia kembali lagi kesitu (maksudnya Sangat gemar hatinya beribadat di masjid) dan selalu memikirkan apa – apa yang baik yang berhubungan dengan masjid itu.
4.            Dua orang yang saling cinta – mencintai karena Allah, keduanya berkumpul diatas keadaan yang sedemikian itu (yakni karena Allah SWT) dan keduanya pun berpisahan karena Allah pula.
5.            Orang yang berdzikir pada Allah disaat yang sunyi, sampai meleleh air mata dari kedua matanya.




 

Orang lelaki yang diajak serong oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan yang baik, juga berwajah yang rupawan (cantik), tetapi lelaki itu berkata : “Sesungguhnya saya ini takut sekali kepada Allah seru Sekalian Alam. Dalam hal ini juga seorang wanita yang diajak curang oleh orang lelaki yang berpangkat dan berwajah ganteng (tampan), tetapi enggan menuruti ajakannya, karena semata-mata taqwanya kepada Allah dan bukan karena sebab lain, misalnya takut hamil dan sebagainya. 

7.            Orang yang bersedekah dengan sesedekahan, kemudian ia menyembunyikan (tidak menampak-nampakkan atau menonjolkan) sedekahnya, sehingga dapat dikatakan bahwa tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dibelanjakan oleh tanganna kanannya.
(HR. Bukhari dan Muslim)
      Jadi sidang pembaca, hanya tujuh macam golongan itulah yang behak untuk berteduh dibawah naungan yang disediakan oleh Allah SWT. Adapun lainnya, semua pasti akan terjemur kepanasan. Memang untuk menjadi orang tujuh macam diatas itu bukanlah soal yang remeh dan mudah dikerjakan oleh sembarang manusia. Rasanya hanya manusia yang penuh ketaqwaan kepada Allah SWT belaka yang dapat melaksanakannya dengan baik. Cobalah bayangkan, betapa beratnya untuk menjadi seorang pemimpin yang adil, pemimpin negara terhadap segenap rakyatnya, termasuk keluarga dan dirinya sendiri. Sampaikah kiranya pemimpin itu menghadapkan salah seorang keluarganya sendiri dimuka pengadilan, disaat keluarganya tadi berbuat sesuatu yang melanggar hukum. Demikianlah pula seorang guru terhadap murid-muridnya, ayah terhadap anak-anak dan istrinya dan demikianlah seterusnya. Bayangkan pula, betapa sukarnya untuk menjadi pemuda yang Sejak kecil sampai matinya terus beribadat kepada Allah secara terus menerus, alangkah sukarnya menjadi seorang yang hatinya selalu tergantung untuk masjid dan kepentingan-kepentingan kemasjidan itu, juga tidak mudah untuk saling cinta-mencintai sesama sahabat yang didasarkan karena Allah, baik dikala berkumpul maupun berpisah. Bahkan boleh dikatakan beratlah untuk mengerjakan dzikir kepada Allah diwaktu sunyi, sehingga melelehkan air mata. Lebih-lebih lagi jikalau kita diajak oleh wanita yang banyak harta, apalagi yang berkedudukan baik serta cantik molek rupanya, betapakah rasa hati kita dikala itu. Atau bayangkanlah pula jikalau seseorang gadis diajak oleh lelaki yang cukup tinggi pangkatnya, padat kantongnya dan ditambah pula dengan rupa wajahnya yang tampan. Akhirnya tidak mudah pula untuk tidak menampak-nampakkan (menonjolkan) sedekah yang diberikan kepada sesama manusia, sehingga seolah-olah tangan kiri kita tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya.
Tetapi sidang pembaca, kendati bagaimanapun juga beratnya, asalkan keimanan dalam hati sudah mantap, kokoh dan kuat, istiqomah. Insya Allah dapatlah kiranya kita memasukkan diri dalam salah satu dari tujuh golongan yang akan menerima naungan Allah SWT pada hari kiamat itu. Semoga Allah SWT berkenan memberikan tempat kepada kita yaitu dalam naungan-Nya itu. Amin! Ya Rabbal Alamin.
Akhir dari tulisan saya ini, ingin saya menyampaikan setentang pentingnya seorang anak mengabdi kepada kedua orang tua atau birrul walidain yaitu berbuat baik kepada kedua orang tua kita. Tingkat keutamaan berbakti kepada kedua orang tua Sangat tinggi, sehingga di dalam Al-Qur’an perintah mengabdi kepada orang tua selalu beriringan dengan perintah menyembah Allah SWT.
  • Perhatikan Firman Allah SWT :
 
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya….” (QS : Al-Isra : 23)
Sementara setentang keutamaan berbakti kepada kedua orang tua kita, di dalam sebuah hadist bersabda Rasulullah SAW :
  •  
“Berbuat baik kepada kedua orang tua lebih utama dibandingkan dengan shalat, sedekah, puasa, hají, umroh dan jihad di jalan Allah.” (HR. Ahmad)
Sidang pembaca, penulis menghimbau hayyo kita berbuat sesuatu untuk membahagiakan kedua orang tua kita. Kita senangkan hatinya, kita gembirakan mereka setiap saat dan kita patuh taat dan selalu hormat kepada keduanya. Kita tahu, Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua dan murka Allah juga terletak pada murka dua orang tua kita.
            Sampai disini saya sudahi dulu dakwah saya (lewat tulisan) semoga bermanfaat serta mohon maaf apabila disana sini di dalam tulisan ini terdapat banyak kesalahan. Sekali lagi mohon maaf, Waafwa minkum Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
? ? ?
*(Bahan-bahan (materi) diambil dan dikutip dari kitab : Hadza Yaumuddin atau Inilah Hari Pembalasan (KIAMAT) Oleh: Moh. Abdai Rathomy)*
? ? ?
*Tulisan (artikel) religius ini dapat anda temukan pada website H. Sunaryo A.Y. dengan alamat : Http://www.hajisunaryo.com*
STOP PRESS!!
                  Saudaraku, sidang pembaca. Diberitahukan kepada kalian dimanapun kalian berada. Di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Ujung Pandang dan kota-kota laiinya. Bahkan kalian berada di Negara – negara belahan dunia. Seperti Malaysia, Singapura, India, Australia, Amerika, Negara-negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Mesir dan lain-lain. Anda ingin dan anda butuh tulisan (artikel) religius bacaan untuk syiar dakwah Islam yang menyejukkan ? Tepat sekali! Dapatkan tulisan – tulisan H. Sunaryo A.Y. berbagai judul tulisan religius bacaan khusus untuk syiar dakwah Islam tersedia. Disusun oleh H. Sunaryo A.Y. dengan apik penuh kehati-hatian, berpegang pada ayat-ayat suci Al-Qur’an dan Hadist-hadist Rasulullah SAW.
                  Caranya ? Kunjungi Internet! Buka Website Yang baru H.Sunaryo.A.Y. dengan alamat * www.hajisunaryo.com * Anda akan mendapat artikel yang diminati lengkap dengan Ayat dan Hadist (berbahasa Arab)nya.

Terima Kasih.

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.